Minggu, 01 Juli 2012

Respon Tanaman Kacang-Kacangan yang Bersifat Determinate dan Indeterminate pada Berbagai Kondisi Ketersediaan Air Response of Determinate and Indeterminate Leguminous Plants to Various Water Availability Conditions

Respon Tanaman Kacang-Kacangan yang Bersifat Determinate dan
Indeterminate pada Berbagai Kondisi Ketersediaan Air
Response of Determinate and Indeterminate Leguminous Plants
to Various Water Availability Conditions
Thomas ,M .J. Robertson , S.Fukai


ABSTRACT

Growth and yield of soybean and blackgram, having determinate and indeterminate in flowering respectively. were compared under three water regimes. Under well-watered conditions, blackgram continuously produces,flowers where under rainfed + irrigation and rainfed condition, mo periods offlowering can be distinguished While only one period offlowering was observed in soybean. The second flush offlowering of blackgram in rainfed and rainfed + irrigation areas occurred during high rain fall. Partial irrigation as much as 80 mm toward the end of pod,filling in
soybean did not give benefrt to soybean, bur irrigation stimulate flowering in blackgram and increase yield up to 25%. Thus indeterminate behavior might give higher yield under rainfed condition due to itsflexib;lity offlowering. Key words: Determinate. Indeterminate, Flowering, Water stress

PENDAHULUAN

Budidaya tanaman kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tunggak, kacang hijau dan lainnya biasanya dilakukan pada lahan kering di mana ketersediaan air sangat tergantung dari curah hujan. Ketersediaan air merupakan pembatas pada produksi tanaman kacang-kacangan di daerah semi arid tropik maupun subtropik. Respon tanaman kacang-kacangan terhadap defisit air telah dianalisis oleh beberapa peneliti, namun demikian studi perbandingan respon antara spesies tanaman yang berbeda terhadap defisit air relatif terbatas (Muchow, 1985). Pada tanaman kacang kacangan dijumpai dua tipe pertumhuhan yaitu determinate dan indeterminate. Tipe determinate berbunga hanya sekali dalam satu periode. sedangkan tipe indeterminate dapat berbunga lebih dari satu kali tergantung dari kondisi lingkungan (Lawn &Ahn. 1985). Pada kondisi lahan kering dimana ketersediaan air bagi tanaman tergantung hujan, sering menjadi pertanyaan apakah jenis determinate atau indeterminate lebih menguntungkan (Chaturvedi et al., 1980). Kurangnya plastisitas fenologi pada tanaman determinate dapat menyebabkan tanaman tersebut tidak sesuai pada kondisi dimana ketersediaan air terbatas (De Costa el al., 1997). Penelitian bertujuan mempelajari pembungaan dan hasil tanaman kacang kacangan yang determinate yaitu kedelai (Glycine mnr) dan yang bersifat indeterminate yaitu blackgram (Vigna ntunxo) pada berbagai kondisi ketersediaan air tanah.



BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di Gatton, Queensland. Australia pada Januari-Juni 1998. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok di mana ada 2 spesies tanaman yang dibandingkan yaitu kedelai (Glycine mnr) kultivar A5939 yang bersifat determinate dan blackgram (Vigna mungo) kultivar Regur yang bersifat indeterminate dalam pembungaan. Blackgram termasuk dalam genus Vigna yang sama dengan kacang hijau (Vigna radiata) hanya saja blackgram lebih indeterminate dibandingkan dengan kacang hijau (Lawn & Ahn, 1985). " l'asat Penelltian Karet Balai Penelitian SembawaPO Box 1127. Palcrnbang 30001 " CSlRO Sustainable Ecosystem, 120 Meiers Road. lndooroopilly 4068. Brisbane, Australia "School of Land and Food Science, The University of Queensland. St.Lucia 4072 Brisbanc, Australia Thomas. M.J. Robertson. S. Fukm Bur. Agrnn. (31) (1) 8- 14 (2003) Kedua spesies tanaman yaitu kedelai dan blackgram dibandingkan dalam 3 kondisi manajemen air sebagai berikut :

I.    Konhol, yaitu irigasi penuh dimana 35 mm air irigasi diaplikasikan per minggu apabila tidak ada hujan.

 2. Lahan kering dengan irigasi sebesar 80 mm pada 83-85 hari  setelah   tanam (HST).

3 Lahan kering tanpa irigasi. Pada perlakuan irigasi penuh, irigasi dilakukan setiap minggu sebesar 35 mm dengan metode 'sprinkler system' apabila tidak ada hujan. Pada semua perlakuan, irigasi awal diberikan untuk pertumbuhan awal tanaman sampai 2 minggu dan setelah itu irigasi dihentikan untuk lahan kering dan lahan kering+irigasi. Pengamatan meliputi produksi biomasa dan biji, indeks has daun, pembungaan tanaman, kandungan N tanaman dan kadar air tanah. Produksi biomasa ditetapkan dengan memanen tanaman dengan interval 2 minggu sekali, sedangkan indeks luas daun ditetapkan berdasarkan has daun spesifik yaitu has daun per gram kering daun dan bobot kering daun tanaman untuk luasan 1 m2. Kandungan air tanah diukur dengan menggunakan neutron probe dan kedalaman pengukuran rneliputi 30 cm, 50 cm, 70 cm, 90 cm, 110 cm, 130 cm dan 150 cm. Kadar air pada kedalaman 10 cm ditetapkan secara gravimetrik yaitu dengan metode pengeringan di oven pada suhu 105°C selama 24 jam. Pembungaan diamati dua kali dalam seminggu.




HASlL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Air Tanah

Kadar air tanah menunjukkan bahwa selarna periode tanpa hujan, kandungan air tanah menurun dari 580 mm menjadi 500 mm di lahan kering (Gambar I). Tidak ada perbedaan kandungan air tanah pada pertanaman kedelai maupun blackgram. lrigasi sebesar 80 mm pada 82-85 HST meningkatkan kandungan air tanah pada lahan kering+irigasi sehingga lebih tinggi dibandingkan pada lahan kering pada pengukuran 90
HST.

Pertumbzihan Biomasa don Akumulasi N

Pengaruh kekeringan terhadap produksi biomasa dan kandungan N tanaman disajikan pada Gambar 2. Kedelai dan blackgram memiliki biomasa yang identik untuk masing-masing manajemen air, hanya kedelai mencapai masak (maturiry) lebih awal dibandingkan dengan blackgram. Biomasa kedelai pada lahan kering dan lahan kering+irigasi tertekan sebesar 39% dan 40%, sedangkan biomasa blackgram tertekan sebesar 35% dan 50% pada lahan kering+irigasi dan lahan kering. Kandungan N pada tanaman kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan blackgram pada 75 HST pada knnhol dan setelah 60 HST pada lahan kering dan lahan kering+irigasi. Pengaruh kekeringan terhadap akumulasi N nampak setelah pengukuran kedua dan pada akhir percobaan. Kekeringari menurunkan kandungan N kedelai pada lahan kering+irigasi dan lahan kering sebesar 40% dan 41%. Sedangkan kandungan N tanaman blackgram menurun sebesar 32% dan 49%. Terlihat bahwa irigasi sebesar 80 mm pada perlakuan lahan kering+irigasi mengurangi dampak
kekeringan pada blackgram, namun tidak berpengaruh pada kedelai. Hal ini disebabkan sifat indeterminale tanaman blackgram dimana tanaman ini mampu memanfaat ketersediaan air untuk memperpanjang hidupnya dengan membentuk bunga kedua dan mempertahankan pertumbuhannya.
Pola Pembungaan Gambar 3 menunjukkan pola pembungaan tanaman kedelai yang bersifat determinate dan blackgram yang bersifat indeterminate. –Pembungaan kedelai hanya terjadi pada satu periode sedangkan untuk blackgram pada kontrol secara simultan memproduksi
bunga yang kemudian menjadi polong. Terlihat bahwajumlah polong yang masak yaitu yang berwarna hitam meningkat secara linier dari 70 HST sampai tanaman masak. Pada lahan kering dan lahan kering+irigasi dijumpai dua periode pembungaan dimana pembungaan kedua terjadi setelah hujan lebat pada periode 80-100 HST. Pada tanaman blackgram dua periode pembentukan bunga dapat dilihat dengan jelas, sehingga produksi biji dari bunga pertama dapat dipisahkan dari produksi biji dari bunga kedua. Pada kontrol, pemisahan produksi biji dari bunpa pertama sukar dilakukan karena produksi bunga dan polong terjadi
secara knntinu karena tidak ada stres air.

Produksi Biji dun Indeks Panen

Produksi biji kedelai pada kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan blackgram, ha1 ini disebabkan indeks panen yang tinggi pada tanaman. kedelai atau dengan kata lain tanaman kedelai lebih efisien dalam mengalokasikan asimilat untuk pertumbuhan biji dibandingkan dengan dengan blackgram. .Pads lahan kering dan lahan keringtirigasi. Baik aproduksi biomasa maupun biji lebih rendah dibandingkan kontrol akibat kekeringan. Pada percobaan Muchow (1985). produksi biji tanaman kedelai (kultivar Buchanan) dan blackgram (kultivar Regur) pada lahan kering menurun sebesar 56% dan 77% dibandingkan lahan beririgasi, sedangkan penurunan produksi biji kedelai dan blackgram pada lahan kering pada percobaan ini sebesar 45% dan 38%. Hal ini disebabkan adanya pemulihan (recovery) dari ~ e s p o "T anaman Kncang-Kacangan.



Sumber : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/31103814.pdf